DPR koordinir dengan pemerintahan selesaikan berkaitan Pulau Enggano ini hari

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan DPR RI akan bekerjasama dengan pemerintahan untuk menuntaskan persoalan Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, yang terisolasi karena dangkalnya jalur Dermaga Pulau Baai.

“Ketua DPR dan saya disuruh berbicara dengan Presiden untuk Pulau Enggano, penuntasan-penyelesaian yang sudah dilakukan komunikasi-komunikasi,” kata Dasco waktu memberi info jurnalis selesai mendatangi Rapat Pleno di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa.

Dasco menjelaskan dianya yang hendak sebagai wakil faksi DPR RI untuk bekerjasama dengan pemerintahan, seperti kesepakatan dari Ketua DPR RI Puan Maharani.

“Ini hari DPR, dalam masalah ini saya telah disuruh oleh Mbak Puan (Ketua DPR RI Puan Maharani) untuk sebagai wakil DPR, kami akan melangsungkan rapat koordinir dengan faksi pemerintahan untuk penuntasan habis permasalahan Enggano,” katanya.

Ia mengharap koordinir yang sudah dilakukan DPR RI dengan pemerintahan ini hari sanggup mendapat jalan keluar atas persoalan Pulau Enggano yang terisolasi.

“Semoga di hari ini semua beberapa langkah yang hendak diambil diselesaikan di pertemuan koordinir di hari ini,” katanya.

Ia juga menyebutkan berdasar komunikasi sementara dengan pemerintahan, sekarang ini tetap dilaksanakan pengerukan pendangkalan Dermaga Pulau Baai oleh PT Dermaga Indonesia (Persero) atau Pelindo.

Dalam pada itu, Puan Maharani menjelaskan saat sebelum koordinir diadakan ini hari nantinya DPR RI sudah berbicara dengan tidak resmi dengan faksi pemerintahan berkaitan masalah Pulau Enggano.

“Berkaitan dengan Enggano, pemerintahan bersama DPR telah bicara dengan tidak resmi,” kata Puan di kesempatan sama.

Ia lalu berbicara, “Kami akan menuntaskan hal tersebut secepatnya secara baik dan sudah pasti beberapa masalah pulau itu janganlah sampai terjadi kembali.”

Diketahui, semenjak dua bulan akhir, Dermaga Pulau Baai Kota Bengkulu alami pendangkalan jalur hingga mengakibatkan terusiknya kegiatan masuk keluar pelabuhan dermaga.

Pendangkalan itu mengusik kegiatan pelayaran memakai kapal penyeberangan ke Pulau Enggano.

Adapun Pulau Enggano adalah pulau paling luar yang tempatnya ada di tengah Samudera Hindia, sekitaran 156 km atau 90 mil laut dari Kota Bengkulu. Untuk capai pulau paling luar Indonesia di Bengkulu itu, satu diantaranya manfaatkan transportasi laut.

Bila melaut ke Pulau Enggano memakai kapal penyeberangan, maka memerlukan waktu pintas minimal sepanjang 12 jam.

Polri selekasnya kabarkan hasil penyidikan tambang nikel Raja Ampat

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) akan selekasnya umumkan hasil penyidikan berkaitan kegiatan tambang nikel di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.

“Semoga pada waktu yang sesaat, kelak informasi akan terkumpul hasil dari penyidikannya,” kata Kepala Seksi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Kode Nugroho di Jakarta, Selasa.

Jenderal polisi bintang dua itu menjelaskan jika sekarang ini personil kepolisian tetap terus bekerja dalam penyidikan kegiatan tambang nikel di Raja Ampat tersebut.

Saat mass media bertanya apa hal yang dikeduk ialah berkaitan sangkaan kerusakan lingkungan, Kode tidak dapat menjawab.

“Itu kelak sisi yang hendak kami terangkan jika sudah ada sisi informasi secara utuhnya,” katanya.
Pemerintahan awalnya umumkan mengambil empat ijin usaha pertambangan (IUP) yang dikantongi empat perusahaan di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. Empat perusahaan itu ialah PT Karunia Surya Pratama, PT Nurham, PT Melia Raymond Gagah, dan PT Kawai Sejahtera.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menerangkan empat IUP itu ditarik karena sejumlah lahannya ada di teritori lindung Geopark Raja Ampat.

Selanjutnya, pada Kamis (12/6), Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menjelaskan jika Bareskrim Polri bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian ESDM lakukan pengkajian pada kegiatan tambang nikel di Raja Ampat.

Pengkajian itu untuk ketahui lebih detail keadaan di atas lapangan hingga bisa mengenali pelanggaran yang terjadi.
“Sehingga jika ada pelanggaran disamakan pelanggaran itu. Saya anggap itu dahulu karena team tengah bekerja,” katanya.

Dua Masyarakat Disampaikan Meninggal Karena Cuaca Berlebihan di Ambon

Cuaca berlebihan yang menerpa Kota Ambon semenjak Jumat (20/6) sampai Sabtu malam (21/6) menelan korban jiwa. Dua masyarakat disampaikan wafat karena terkena pohon dan longsor yang terjadi di beberapa titik.

Korban pertama, Albert Kaidel (35), masyarakat Batu Menggantung RT 001/RW 01, Kelurahan Kudamati, Kecamatan Nusaniwe, meninggal terkena pohon roboh waktu hujan lebat dibarengi angin ribut mengguyuri teritori itu pada Sabtu sekitaran jam 19.00 WIT.

Polresta Pulau Ambon lewat Kasi Humas Polresta Ambon Ipda Janet Luhukay, saat peristiwa korban tengah duduk di teras rumah bersama partnernya, Erwin Romer (36). Saksi sebelumnya sempat mengingatkan korban untuk menghindari, tetapi belum bergerak, pohon besar dari sisi rumah mendadak ambruk dan menerpa mereka.

Albert sebelumnya sempat diselamatkan masyarakat pada keadaan cedera pada bagian muka dan dahi, dan secara langsung dibawa ke rumah sakit. Tetapi nyawanya tidak terselamatkan dan dipastikan wafat saat mendapatkan perawatan klinis.

Kejadian sama terjadi di Dusun Hatalai, Kecamatan Leitimur Selatan. Dua anak terkubur longsor yang menerpa rumah mereka pada Sabtu malam. Satu diantara korban, TAW (6), dipastikan wafat sesudah sebelumnya sempat dirawat di Rumah Sakit Bhakti Rahayu. Sementara kakaknya, AW (10), sukses selamat.

Kejadian longsor ini terjadi sesudah kedengar suara deru dari belakang rumah, diikuti robohan tanah yang menerpa bangunan rumah mereka. Proses penyelamatan berjalan menegangkan sampai jam 23.20 WIT, sebelumnya terakhir ke-2 anak sukses dikeluarkan dari puing-puing.

Selainnya dua korban jiwa, cuaca berlebihan mengakibatkan banjir dan longsor di beberapa daerah Kota Ambon, seperti Batu Merah Dalam, STAIN, Laha, Wailela, Poka, Waiheru, Passo, Galala, Hative Kecil, Skip, dan Tanah Tinggi. Beberapa ratus rumah disampaikan tergenang air, dan beberapa titik alami longsor enteng sampai berat.

Pemerintahan Kota Ambon bersama lembaga berkaitan disuruh tingkatkan kesiagaan dan kesiagaan hadapi kekuatan musibah susulan, ingat intensif hujan diprediksi masih tinggi dalam sekian hari di depan.

Polisi menghimbau masyarakat yang ada di teritori riskan longsor untuk selalu siaga dan selekasnya pindah bila keadaan lebih buruk.DMS

Imbas Musibah Alam di Ambon: 2 Orang Meninggal, 143 Rumah Rusak

Beberapa ratus rumah masyarakat di Kota Ambon, Maluku, alami kerusakan karena musibah alam yang menerpa daerah itu pada Sabtu, 21 Juni 2025. Kepala Sektor Kesiagaan Tubuh Pengendalian Musibah Wilayah (BPBD) Kota Ambon, Vita Berhitu, sampaikan jika berdasar data terkini yang diterima, jumlah rumah masyarakat yang rusak karena musibah alam di Kota Ambon capai 143 unit. “Data terkini jumlah rumah masyarakat di Ambon yang rusak karena musibah alam sekitar 143 unit,” kata Vita Berhitu ke Kompas.com pada Senin, 23 Juni 2025. Kerusakan itu menyebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Sirimau, Nusaniwe, Teluk Ambon, Baguala, dan Leitimur Selatan.

Dari keseluruhan 143 rumah yang rusak, sekitar 115 alami kerusakan enteng, sedangkan 14 unit rumah alami kerusakan sedang dan 14 unit yang lain alami kerusakan berat.

“Imbas kerusakan terbanyak itu terjadi di Kecamatan Sirimau,” sambungnya. Selainnya rumah masyarakat, musibah alam di Ambon menghancurkan enam unit talud penahan longsor dan tiga unit talud penahan air sungai. Dua batas jalan alami kerusakan kronis karena longsor, satu diantaranya di Kecamatan Leitimur Selatan. “Termasuk jalan setapak rusak,” sebutkan Vita. BPBD menulis jika musibah itu memunculkan korban jiwa dan cedera. 2 orang disampaikan wafat dan 3 orang yang lain alami beberapa luka. “Untuk korban wafat semakin bertambah menjadi 2 orang, satu di Kudamati Gonga dan satu di Hatalae,” bebernya. Vita menambah, pasca-bencana, team dari BPBD langsung terjun ke-5 kecamatan yang terimbas untuk lakukan responsif genting.

“Team sudah ke lapangan untuk salurkan kontribusi responsif genting, baik berbentuk kontribusi logistik, perlengkapan seperti terpal, dan yang lain,” katanya. “Team kami menolong bersihkan beberapa rumah masyarakat yang terkena musibah dan lakukan penangkalan dengan memotong pohon yang roboh atau yang mempunyai potensi roboh,” sambungnya. Awalnya, hujan lebat dibarengi cuaca jelek menerpa daerah Kota Ambon sepanjang Sabtu, 21 Juni 2025. Imbas dari cuaca berlebihan itu mengakibatkan banjir dan tanah longsor yang menerpa lima kecamatan di ibukota propinsi Maluku itu.

Membuka Muscab Pergerakan Pramuka Kwartir Cabang Kota Ambon, Ini Pesan Bodewin Wattimena

Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena buka Permufakatan Cabang (Muscab) Pergerakan Pramuka Kwartir Cabang Kota Ambon tahun 2025, Sabtu (21/6/2025).

Pembukaan Muscab berjalan di aula SMK N 4 Ambon dengan mengangkat topik “Perkuat Keberadaan Pergerakan Pramuka Kota Ambon, Ke arah Beta Par Ambon, Ambon Par Samua”.

Muscab ini adalah instruksi dari Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 mengenai Keputusan Munas 07/MUNAS/2023, sekalian lakukan pemilihan pengurus baru saat bakti 2025-2030.

Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena sampaikan apresiasinya ke Kwartir Cabang Kota Ambon atas terlaksananya komunitas paling tinggi dalam Pergerakan Pramuka.

“Muscab sebagai cara vital perkuat organisasi secara intern, sekalian menata program kerja 5 tahun di depan yang sesuai dengan misi visi Pemerintahan Kota Ambon,” tutur Bodewin Wattimena dalam sambutannya.

Wattimena mengutarakan gagasan pembangunan bumi perkemahan sebagai bentuk loyalitas pemerintahan dalam memberikan dukungan pembimbingan watak angkatan muda lewat Pergerakan Pramuka.

Ia menambah, Pergerakan Pramuka harus menjadi tempat pembimbingan psikis dan religius angkatan muda lebih kuat dan berwatak.

Dia ajak semua peserta supaya jadikan Muscab ini sebagai gelaran perkuat kolaborasi dengan pemerintahan, untuk merealisasikan Ambon yang semakin maju dan memiliki daya saing.

Dalam pada itu, Ketua Karateker A. G. Latuheru sampaikan pekerjaan dari diadakan Muscab yakni berencana program kerja dan pemilihan pengurus baru.

“Pekerjaan Muscab itu membuat dan menata program kerja dan pekerjaan khusus yakni pilih ketua Kwartir Cabang Kota Ambon, menjadi ketuanya ini hari diputuskan kelak baru formatur melengkapi susunannya,” bebernya.

Adapun, komunitas paling tinggi Pergerakan Pramuka Kota Ambon didatangi oleh peserta dari tiap-tiap Kwartir Ranting (Kwaran) yang terbagi dalam 7 orang peserta setiap Kwaran di Kwarcab Kota Ambon, pengurus cabang dan team peninjau.

Kwartir Ranting yang datang antara lain yakni Kwaran Sirimau, Kwaran Teluk Ambon, Kwaran Baguala, Kwaran Nusaniwe, Kwaran Leitimur Selatan.

Datang pada aktivitas ini Pengurus Kwartir Wilayah Maluku, Pengurus Kwarcab Kota Ambon, Forkopimda, pimpinan OPD, anggota DPRD Kota Ambon Body Mailuhu , Dewan Kerja, dan perwakilan dari Kwartir Ranting Sirimau, Baguala, Teluk Ambon, Leitimur Selatan, dan Nusaniwe. (*)

Pohon Roboh di Ambon Renggut Nyawa Seorang Pengemudi Angkot

Hujan lebat dibarengi angin ribut mengakibatkan sebuah pohon roboh di teritori Batu Menggantung Dalam, Kelurahan Kudamati, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Sabtu (21/6/2025) malam.

Kejadian ironis ini tewaskan seseorang dengan inisial AK (35), seorang pengemudi angkot yang beralamat di OSM Kelurahan Wainitu, Kecamatan Nusaniwe.

Kapolresta Pulau Ambon dan Beberapa pulau Lease, AKBP. Dr. Yoga Putra Sempurna Setya, menerangkan jika peristiwa celaka ini terjadi sekitaran jam 19.00 WIT.

Berdasarkan penjelasan saksi mata, dia sedang duduk bersama korban di teras tempat tinggalnya saat kejadian terjadi.

“Sekitaran jam 19.00 WIT, saksi dengar suara pohon roboh dari samping tempat tinggalnya,” ungkapkan Kapolres.

Saksi langsung berteriak mengingatkan korban untuk menghindari, tetapi pohon itu terburu menerpa teras rumah saksi dan korban.

“Menyaksikan keadaan korban yang telah terkena pohon, saksi selekasnya berteriak minta kontribusi masyarakat sekitaran,” kata Kapolres.

Masyarakat juga banyak yang datang dan dengan cepat menyelamatkan korban ke RS Dr. Latumeten Ambon.

Saat diselamatkan, korban masih hidup dan alami cedera pada bagian muka dan jidat.

Tetapi, setelah tiba di dalam rumah sakit dan sesudah memperoleh perawatan klinis, nyawa korban tidak bisa ditolong.

“Faksi klinis mengatakan korban wafat,” katanya.

Saat peristiwa, daerah itu diguyur hujan deras dan listrik padam.

Rumah saksi yang terkena pohon ada sama persis di lereng gunung.

Kerusakan yang dirasakan rumah saksi ialah di bagian teras depan. Sampai sekarang ini, rugi materiel belum bisa ditegaskan.

Lokasi peristiwa sekarang ini susah dijangkau karena medan yang berat, dan jalan masuk tertutup oleh puing-puing pohon dan tanah.

“Kami menghimbau warga selalu untuk siaga, khususnya saat cuaca berlebihan, ingat keadaan geografis Ambon yang memiliki wilayah bukit-bukit dan lereng,” minta Kapolres. (*)

DPRD Buru Selatan Diperhitungkan Acuhkan Inspirasi Masyarakat dengan Alasan Efisiensi Bujet

Dewan Perwakilan Masyarakat Wilayah (DPRD) Kabupaten Buru Selatan, terutama anggota dari Wilayah Pemilihan (Dapil) II Kecamatan Waesama-Ambalau, dinilai tajam berkaitan sangkaan pengabaian inspirasi warga.

Inspirasi yang dikatakan lewat beberapa forum sah seperti reses dan permufakatan pembangunan disebutkan sering tidak dilakukan tindakan, dengan alasan efisiensi bujet sebagai argumen khusus.

Himpunan Pemuda Siswa Mahasiswa Ambalau Siwar (HIPPMAS) menyorot tidak konsisten implementasi efisiensi bujet ini.

Menurut Ketua Umum HIPPMAS, Abdul Rauf Solissa, menjelaskan istilah efisiensi yang dipakai DPRD berkesan logis di atas, tetapi pada prakteknya malah memberikan indikasi kecondongan untuk menampik keperluan mendesak masyarakat.

“Efisiensi bujet sering hanya untuk inspirasi yang tersangkut kebutuhan khalayak luas, seperti pembaruan infrastruktur dusun, kontribusi pendidikan, atau kenaikan alat penelusuran nafkah,” terang Solissa, Sabtu (21/6/2025).

Sambungnya, berbelanja perjalanan dinas, study banding, penyediaan sarana eksklusif, dan aktivitas resmi malah masih tetap berjalan lancar.

Solissa memperjelas jika skema ini memperlihatkan ada kemunafikan bujet, di mana efisiensi cuma diaplikasikan pada peruntukan yang terkait secara langsung dengan kebutuhan public

Sementara pos-pos bujet yang lain memiliki sifat kurang produktif masih tetap dipertahankan.

HIPPMAS secara tegas menanyakan fokus dan keterpihakan DPRD Kabupaten Buru Selatan.

“Bila instansi legislatif tidak sanggup perjuangkan keperluan konstituennya dengan argumen kebatasan bujet, karena itu peranan representasi sudah kehilangan artinya,” tutur Solissa.
Dia mengutamakan jika warga tidak menuntut hal yang tidak realitas, tetapi sekedar supaya suara mereka tidak dimatikan oleh argumen tehnis yang diaplikasikan dengan selective.

Efisiensi bujet, menurut dia, semestinya mempunyai tujuan kurangi pemborosan, bukan menjadi tameng penampikan inspirasi masyarakat.

Selanjutnya, Solissa mencemaskan jika praktek seperti ini bisa melebarkan jurang di antara masyarakat dan wakilnya.

Warga mempunyai potensi kehilangan keyakinan sebab menganggap cuma menjadi object politik saat kampanye, tetapi terlewatkan pada proses pengaturan peraturan.

“Bila didiamkan terlalu lama, ini tidak cuma sekedar pengabaian inspirasi, tetapi sebuah pembelotan pada konsep demokrasi tersebut,” tegas Solissa.

Disebutkan, inspirasi masyarakat semestinya diperjuangkan, bukan diundur atau ditampik atas nama efisiensi yang bias kebutuhan.

Oleh karenanya, Solissa mengatakan supaya DPRD Kabupaten Buru Selatan selekasnya lakukan mawas diri.

Dia mendesak pemangkasan bujet pada pos-pos yang tidak berpengaruh secara langsung pada kesejahteraan masyarakat, kurangi perjalanan dinas yang kurang kontributor, dan hentikan penyediaan sarana eksklusif yang tidak berkaitan dengan keperluan public.

“Yang paling penting, balikkan keberanian untuk perjuangkan inspirasi masyarakat, karena di situlah tempat legalitas dan kehormatan seorang wakil masyarakat,” cetusnya.

Penyebabnya dia minta untuk hentikan praktek pembodohan public dengan alasan efisiensi! Potong dahulu berbelanja yang tidak sentuh masyarakat.

“Stop project pencitraan. Perjuangkan inspirasi dengan serius atau masyarakat akan stop yakin. Demokrasi tidak hidup dari pidato, tapi dari keterpihakan riil ke mereka yang paling memerlukan,” ujarnya. (*)

Bupati Fachri Janji Berikan Kontribusi Pembangunan Mushola Negeri Administratif Kilfura SBT

Bupati Kabupaten Horor Sisi Timur (SBT), Fachri Husni Alkatiri janji akan memberikan kontribusi untuk pembangunan mushola An-Nur Taqwa, Negeri Administratif Kilfura, Kecamatan Horor Timur.

Kontribusi itu nanti mengambil sumber dari Bujet Penghasilan Berbelanja Wilayah Peralihan (APBD-P) tahun 2025.

Walau demikian, dianya tidak dapat mengatakan nominal besar bujet yang kelak didistribusikan untuk pembangunan masjid itu.

“Insya Allah kita akan tolong kelak di APBD peralihan, barusan saya bisik-bisik dengan pak sekda, tetapi kita tidak dapat sebut angka,” katanya waktu memberikan sepatan kata pada aktivitas pengecoran tiang mushola itu, Sabtu (21/6/2025).

Katanya, besaran bujet yang kelak diberi, cukup buat proses pembangunan masjid sampai selesai, cuma sana tetap disamakan kekuatan APBD-P.

“Kelak kita saksikan bujet peralihan baru kita memutuskan. Tetapi Insya Allah kita tolong dengan angka yang sesuai harapan,” bebernya.

Sementara itu ketua panitia pembangunan masjid Zainudin Kelian akui, sejak awal kali pembangunan sampai sekarang, bujet yang dipakai ialah swadaya warga dan bantuan yang lain tidak terlilit.

“Dari tahapan pembuatan fandasi masjid sampai ini hari tahapan pengecoran telah makan ongkos sekitaran Rp 450 juta demikian, dari swadaya warga,” katanya.

Namun katanya, faksinya masih menginginkan kontribusi supaya pembangunan masjid itu selekasnya selesai dan dapat dicicipi saat bulan ramadhan kedepan.

“Kami benar-benar menginginkan juluran tangan dari pemda atau beberapa donatur yang ingin memberi sedikit sedekah ke masjid kami,” sambungnya.

Dalam peluang itu, bupati langsung lakukan pengecoran pertama sekalian menyumbang sebuah jam tangan yang dikenai untuk pembangunan mushola itu.

“Kebenaran di kantong saya tidak ada uang tunai, saya menyumbang jam tangan ini kelak panitia jual kembali lagi ke saya,” tutup bupati. (*)

Prihatin! Pasar Langgur Maluku Tenggara Dikepung Sampah

Setumpukan sampah menghias lagi pasar Langgur, di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Propinsi Maluku, Jumat (20/6/2025).

Ini kali setumpukan sampah menyebar di tiga titik dengan volume yang lumayan besar, sampai Meluber ke tubuh jalan.
Titik pertama pada pintu masuk pasar, ke-2 di pangkalan ojek depan pasar dan ke-3 pada pintu keluar pasar Langgur.

Menurut Ros, salah seorang pedagang, sampah tidak terbawa hampir lima hari.

“Umumnya petugas kebersihan sudah lakukan pembersihan pada pagi hari, tetapi sampai sekarang belum terlihat,” katanya.

Menurut dia, setumpukan sampah ini cuma akan menyusut bila pengangkutnya pas ketika waktunya.

“Menimbun ini karena tidak pernah dibawa oleh petugas dari Dinas tehnis berkaitan,” ujarnya.

Dianya juga minta loyalitas dari Dinas tehnis berkaitan, bisa bersihkan sampah pas ketika waktunya.

‘Kembali kembali ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Malra, sebaiknya konsisten dalam melakukan pekerjaan,” ujarnya. (*)

Narasi Anak dari Korban Lenyap Misteri di Atas KM. Sanus 87: Teruskan Mimpi Ayah

Tidak kira, Jumat (6/6/2025) siang kira-kira jam 13.00 WIT menjadi terakhir kali Anita Taurwewar (18) menyaksikan ayahnya, Pelipus Taurwewar (57).

Entahlah ke mana, pria yang demikian disayanginya itu saat itu juga lenyap misteri di atas KM. Sabuk Nusantara 87.

Tidak ikhlas, pelayaran ke arah Kota Ambon dilewati sendiri, perih tidak dapat.

Akan mengadu ke siapa di tengah-tengah lautan bebas tersebut.

Nakhoda, anak buah kapal sampai beberapa penumpang juga asing untuk gadis yang pertama keluar daerah halamannya di Luhulely, Leti, Maluku Barat Daya tersebut.

Perjalanan penuh harapan bersama si ayah untuk jemput masa datang berbeda duka dalam.

Sabtu (7/6/2025), KM. Sabuk Nusantara 87 bertumpu penuh di Dermaga Siwabessy, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon.

Dijemput kakak pertamanya, Korneles Ferdi Taurwewar (32) , Anita berat cara turun ke pelabuhan tanpa ayah.

“Papah seng (Tidak) ada, seng tahu di mana kakak?,” tangis juga pecah sampai berita lenyapnya Pelipus tersebar ke mana saja.

Lenyapnya Pelipus Masih Jadi Mistis

Hampir tiga minggu terlintasi, Anita dan Korneles cari kehadiran ayah.

Seorang advokat yang menemani ke-2 nya sudah bekerjasama dengan management KM. Sabuk Nusantara 87, atau kewenangan di tempat.

Polisi juga sudah olah Tempat Peristiwa Kasus (TKP) dan rekonstruksi di kapal Sabuk Nusantara 87 yang sementara bertambat di Dermaga Yos Sudarso Ambon, Rabu (18/6/2025).

Pertanyaan besar apa ihwal ayahnya saat itu juga lenyap masih mistis sampai Jumat ke-3 dari peristiwa tersebut.

Dijumpai TribuneAmbon.com, Rabu (18/6/2025), Anita ingat terang akhir kali bersama ayahnya dalam pelayaran Leti ke arah Ambon.

Waktu itu, ayah sementara melihat beberapa penumpang yang sedang asyik bermain kartu di dek dua kapal.

Sebelumnya sempat dibawanya turun dan istirahat di dek 1 tempat mereka tidur.

Tetapi, ayahnya menjawab, “Lebih dulu saja, kelak Bapak turut.” Anita juga turun ke arah tempat tidur, ambil baju, lantas mandi.

Sesudah mandi, dia kembali lagi ke tempat tidur, tetapi ayahnya belum kembali.

“Naik check Bapak, Bapak tidak ada,” tutur Anita dengan suara bersedih.

Peristiwa itu selanjutnya disampaikan ke crew kapal di Anjungan yang dilakukan tindakan informasi sekitar 3x, tetapi kosong.

Tatap muka paling akhir dengan ayahnya sekitaran jam 13.00 WIT, Jumat siang, kira-kira saat kapal sedang ada di teritori Laut Banda.

Bapak Lenyap Dan Uang tuk Daftar Kuliah

Keperginya Pelipus tidak cuma untuk mengantarkan Anita, tapi juga bawa keinginan besar untuk masa datang putrinya.

Keseluruhan uang yang dibawa Pelipus ialah Rp 22 juta, dengan perincian Rp empat juta untuk uang makan dan perjalanan, dan Rp 18 juta untuk ongkos kuliah Anita.

Uang yang lama ditabung ayah hasil dari memproses tempat, menyuling getah pohon koli.

“Beta seng (tidak) tahu jika bapak ada membawa uang kuliah. tahunya hanya ada membawa uang makan dan uang transport sebesar empat juta. tetapi cocok sampai di Ambon telephone mama dan mama kasih tahu jika bapak ada juga membawa uang kuliah sejumlah 18 juta,” tutur Anita. Bapak Lenyap Dan Uang tuk Daftar Kuliah

Keperginya Pelipus tidak cuma untuk mengantarkan Anita, tapi juga bawa keinginan besar untuk masa datang putrinya.

Keseluruhan uang yang dibawa Pelipus ialah Rp 22 juta, dengan perincian Rp empat juta untuk uang makan dan perjalanan, dan Rp 18 juta untuk ongkos kuliah Anita.

Uang yang lama ditabung ayah hasil dari memproses tempat, menyuling getah pohon koli.

“Beta seng (tidak) tahu jika bapak ada membawa uang kuliah. tahunya hanya ada membawa uang makan dan uang transport sebesar empat juta. tetapi cocok sampai di Ambon telephone mama dan mama kasih tahu jika bapak ada juga membawa uang kuliah sejumlah 18 juta,” tutur Anita.

“Mama Telepon dan Katakan, Bapa telah seng ada lai tu dan Mama sendiri di sini. Bale jua. Tetapi beta katakan mama, jika beta bale kelak Bapa sedih. Bapa ingin buat ade kuliah,”

“Beta katakan agar Beta kuliah di sini jua agar murah-murah jua seng apapun kelak sekalian kuliah sekalian kerja seng apapun, seng mungkin bapak su antara lantas su seng ada ini bale di Letti lai tentu Bapak rasa sedih,” kata Anita mengulangi yang dikatakan ke ibunya.

Dalam tabahnya, Anita mengharap ayahnya diketemukan supaya bisa menemaninya mendaftarkan di Universitas Unpatti Ambon.

“Saya pikir Bapak masih tetap ada belum wafat,” pungkasnya. (*)