DPRD Buru Selatan Diperhitungkan Acuhkan Inspirasi Masyarakat dengan Alasan Efisiensi Bujet

Dewan Perwakilan Masyarakat Wilayah (DPRD) Kabupaten Buru Selatan, terutama anggota dari Wilayah Pemilihan (Dapil) II Kecamatan Waesama-Ambalau, dinilai tajam berkaitan sangkaan pengabaian inspirasi warga.

Inspirasi yang dikatakan lewat beberapa forum sah seperti reses dan permufakatan pembangunan disebutkan sering tidak dilakukan tindakan, dengan alasan efisiensi bujet sebagai argumen khusus.

Himpunan Pemuda Siswa Mahasiswa Ambalau Siwar (HIPPMAS) menyorot tidak konsisten implementasi efisiensi bujet ini.

Menurut Ketua Umum HIPPMAS, Abdul Rauf Solissa, menjelaskan istilah efisiensi yang dipakai DPRD berkesan logis di atas, tetapi pada prakteknya malah memberikan indikasi kecondongan untuk menampik keperluan mendesak masyarakat.

“Efisiensi bujet sering hanya untuk inspirasi yang tersangkut kebutuhan khalayak luas, seperti pembaruan infrastruktur dusun, kontribusi pendidikan, atau kenaikan alat penelusuran nafkah,” terang Solissa, Sabtu (21/6/2025).

Sambungnya, berbelanja perjalanan dinas, study banding, penyediaan sarana eksklusif, dan aktivitas resmi malah masih tetap berjalan lancar.

Solissa memperjelas jika skema ini memperlihatkan ada kemunafikan bujet, di mana efisiensi cuma diaplikasikan pada peruntukan yang terkait secara langsung dengan kebutuhan public

Sementara pos-pos bujet yang lain memiliki sifat kurang produktif masih tetap dipertahankan.

HIPPMAS secara tegas menanyakan fokus dan keterpihakan DPRD Kabupaten Buru Selatan.

“Bila instansi legislatif tidak sanggup perjuangkan keperluan konstituennya dengan argumen kebatasan bujet, karena itu peranan representasi sudah kehilangan artinya,” tutur Solissa.
Dia mengutamakan jika warga tidak menuntut hal yang tidak realitas, tetapi sekedar supaya suara mereka tidak dimatikan oleh argumen tehnis yang diaplikasikan dengan selective.

Efisiensi bujet, menurut dia, semestinya mempunyai tujuan kurangi pemborosan, bukan menjadi tameng penampikan inspirasi masyarakat.

Selanjutnya, Solissa mencemaskan jika praktek seperti ini bisa melebarkan jurang di antara masyarakat dan wakilnya.

Warga mempunyai potensi kehilangan keyakinan sebab menganggap cuma menjadi object politik saat kampanye, tetapi terlewatkan pada proses pengaturan peraturan.

“Bila didiamkan terlalu lama, ini tidak cuma sekedar pengabaian inspirasi, tetapi sebuah pembelotan pada konsep demokrasi tersebut,” tegas Solissa.

Disebutkan, inspirasi masyarakat semestinya diperjuangkan, bukan diundur atau ditampik atas nama efisiensi yang bias kebutuhan.

Oleh karenanya, Solissa mengatakan supaya DPRD Kabupaten Buru Selatan selekasnya lakukan mawas diri.

Dia mendesak pemangkasan bujet pada pos-pos yang tidak berpengaruh secara langsung pada kesejahteraan masyarakat, kurangi perjalanan dinas yang kurang kontributor, dan hentikan penyediaan sarana eksklusif yang tidak berkaitan dengan keperluan public.

“Yang paling penting, balikkan keberanian untuk perjuangkan inspirasi masyarakat, karena di situlah tempat legalitas dan kehormatan seorang wakil masyarakat,” cetusnya.

Penyebabnya dia minta untuk hentikan praktek pembodohan public dengan alasan efisiensi! Potong dahulu berbelanja yang tidak sentuh masyarakat.

“Stop project pencitraan. Perjuangkan inspirasi dengan serius atau masyarakat akan stop yakin. Demokrasi tidak hidup dari pidato, tapi dari keterpihakan riil ke mereka yang paling memerlukan,” ujarnya. (*)

Bupati Fachri Janji Berikan Kontribusi Pembangunan Mushola Negeri Administratif Kilfura SBT

Bupati Kabupaten Horor Sisi Timur (SBT), Fachri Husni Alkatiri janji akan memberikan kontribusi untuk pembangunan mushola An-Nur Taqwa, Negeri Administratif Kilfura, Kecamatan Horor Timur.

Kontribusi itu nanti mengambil sumber dari Bujet Penghasilan Berbelanja Wilayah Peralihan (APBD-P) tahun 2025.

Walau demikian, dianya tidak dapat mengatakan nominal besar bujet yang kelak didistribusikan untuk pembangunan masjid itu.

“Insya Allah kita akan tolong kelak di APBD peralihan, barusan saya bisik-bisik dengan pak sekda, tetapi kita tidak dapat sebut angka,” katanya waktu memberikan sepatan kata pada aktivitas pengecoran tiang mushola itu, Sabtu (21/6/2025).

Katanya, besaran bujet yang kelak diberi, cukup buat proses pembangunan masjid sampai selesai, cuma sana tetap disamakan kekuatan APBD-P.

“Kelak kita saksikan bujet peralihan baru kita memutuskan. Tetapi Insya Allah kita tolong dengan angka yang sesuai harapan,” bebernya.

Sementara itu ketua panitia pembangunan masjid Zainudin Kelian akui, sejak awal kali pembangunan sampai sekarang, bujet yang dipakai ialah swadaya warga dan bantuan yang lain tidak terlilit.

“Dari tahapan pembuatan fandasi masjid sampai ini hari tahapan pengecoran telah makan ongkos sekitaran Rp 450 juta demikian, dari swadaya warga,” katanya.

Namun katanya, faksinya masih menginginkan kontribusi supaya pembangunan masjid itu selekasnya selesai dan dapat dicicipi saat bulan ramadhan kedepan.

“Kami benar-benar menginginkan juluran tangan dari pemda atau beberapa donatur yang ingin memberi sedikit sedekah ke masjid kami,” sambungnya.

Dalam peluang itu, bupati langsung lakukan pengecoran pertama sekalian menyumbang sebuah jam tangan yang dikenai untuk pembangunan mushola itu.

“Kebenaran di kantong saya tidak ada uang tunai, saya menyumbang jam tangan ini kelak panitia jual kembali lagi ke saya,” tutup bupati. (*)